ASAL-USUL SI KAOS OBLONG!

Sabtu, 19 Juni 2010 |


Di Indonesia, konon kaos oblong dibawa masuk oleh orang-orang Belanda, tetapi saat itu perkembangannya belum pesat.
Soalnya, benda ini mempunyai gengsi tinggi.
Teknologi pemintalan di Indonesia yang belum maju (saat itu) membuat kaos oblong masuk kategori barang mahal.

Tahun 1970 kaos oblong baru menampakkan perkembangan signifikan hingga ke pedesaan.
Ketika itu bentuknya masih konvesional: berwarna putih, berbahan katun-halus-tipis, melekat ketat di badan dan hanya diperuntukkan bagi kaum pria.
Beberapa merek yang terkenal adalah: SWAN, 77, CABE RAWIT, DAN kembang manggis.

Belakangan ini, kaos oblong telah menjadi wahana tanda.
Kaos oblong, sebagaimana pakaian lain, membawa pesan di mana setiap pembacanya bisa menginterpretasikan dengan bebas.
Contohnya, seperti oblong-oblong Bali, atau Jogja.

Malahan, tidak hanya pesan tentang tempat, kaos oblong juga mengkomunikasikan tentang kelompok, bisnis, hingga klaim atas status pemakainya.

LAMBANG KEBEBASAN

Asal katanya adalah shirt.
Kata imbuhan "T" konon karena bentuknya yang menyerupai huruf T.
Di Indonesia, kata T-shirt diterjemahkan menjadi kaos oblong.

Terjemahan ini tak lepas dari sejarah perjalanan kaos itu sendiri.
KAMUS INDONESIA-INGGRIS karya Hassan Shadily (1997) menyamakan kaos oblong dengan kata kaos dalam, singlet, dan undershirt.

T-SHIRT alias kaos oblong mulai populer saat dipakai aktor Marlon Brando pada 1947.
Saat itu, ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas :A Street Named Desire" karya Tenesse William di Broadway, AS.

Banyak yang memuji penampilan Brando.
Tapi tak sedikit yang beranggapan, kaos oblong sebagai baju luar adalah tindakan kurang ajar dan bentuk pemberontakan.

Muncullah polemik seputar kaos oblong.
Sebagian orang menilai kaos oblong itu baju luar yang tak sopan, tidak beretika.
Tapi anak muda justru dilanda demam kaos oblong yang dianggap sebagai lambang kebebasan.

Polemik itu membuat kaos oblong makin populer.
Beberapa perusahaab konfeksi jadi bersemangat memproduksi kaos oblong besar-besaran.
Citra kaos oblong makin melejit saat Brando jadi bintang iklan kaos itu.

Tahun 1961 organisasi yang menamakan diri Underwear Institute menuntut agar kaos oblong diakui seperti baju lain.
Kata mereka, kaos oblong juga karya busana yang menjadi bagian budaya mode.

(DOE, dari berbagai sumber)

(Ditulis ulang oleh: Isaac Ahmed, berdasarkan artikel di MuDA KOMPAS/ KOMPAS-Jum'at, 18 Juni 2010)

(Inzet foto: Palembang's tshirt, by: Isaac Ahmed)