Pempek Palembang, Rasa Digital!

Jumat, 01 Juni 2012 |

"Era digital telah tiba!"
Sepertinya jargon itu harus diubah menjadi: "Era digital sudah lama tiba!".
Digital di sini berarti online, terhubung, alias apa yang terjadi di belahan dunia sana, bisa kita akses, serap, lalu dibagikan saat itu juga.
Semua berlangsung begitu cepat dan kontinyu.
Pembaharuan alias update tersaji secara real time, nyata dan terkini.
Dan semua keajaiban ini tak lain karena: internet!

1 Juni 2012!
Sampai sekarang saya masih tidak percaya akan dahsyatnya peran internet di abad ini.
Internet menjadi semacam senjata buat mempermudah segalanya.
Kita bekerja, belajar, bermain, juga menghibur hati, seakan tak terpisahkan dari internet.

★★★

Kalau mau flash back sedikit, saya teringat kejadian di penghujung tahun sembilanpuluhan lalu.
Kala itu tepat saat ayah tercinta meninggal dunia, dan satu-satunya orang yang belum dihubungi adalah kakak perempuanku, seorang guru Pendidikan Agama Islam di sebuah SD Negeri di desa Lawang Agung, Muara Rupit, Musi Rawas, Sumsel.
Jangankan internet, handphone saja kala itu belum diperhitungkan sebagai sarana berkomunikasi yang tepat dan cepat.
Untuk menghubungi telepon rumah pun terhalang kendala geografis, mengingat desa di kecamatan Muara Rupit tersebut diliputi rimbunnya pepohonan.
Dan kita tahu, faktor penghalang tersebut tak lain adalah terputusnya sinyal telepon.

Singkat cerita, saya pun menggunakan alternatif pengiriman berita yang cepat: telegram!
Untuk ukuran tahun 1997, telegram terhitung media komunikasi yang vital.
Dan sesampainya di Plasa Telkom di jalan Merdeka, lagi-lagi saya terbentur masalah.
Petugas di sana mempersilahkan saya memasukkan isi berita berikut tujuan penerima melalui sebuah komputer yang telah disetting layaknya media online masa kini.

Mati aku!
Karena sistem telegram swalayan diberlakukan, si petugas mengingatkan saya buat mengetikkan sendiri tanpa bantuan.
Karena kala itu saya terhitung buta komputerisasi, segenap usaha saya lakukan demi terkirimnya secarik berita.
Dan benar saja, kejadian yang bagi saya insiden memalukan itu telah membuka mata saya, bahwa kelak di kemudian hari, teknologi itu akan berkembang begitu pesat.
Dan mau tidak mau, siap atau tidak kita harus siap dengan apa yang dinamakan era komputerisasi alias digitalisasi.

★★★



Lalu apa yang menyebabkan internet menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi insan masa kini yang membutuhkan akses komunikasi terdepan?
Jawabnya tak lain: media sosial!
Tak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai mahluk sosial membutuhkan untuk tetap terhubung kepada orang lain.
Perilaku untuk saling membutuhkan tersebut telah dimanfaatkan sejumlah kreator untuk menciptakan semacam fasilitas guna mempertemukan dan menghubungkan orang-orang dari belahan dunia manapun ke dalam sebuah media, lalu terjalinlah komunikasi secara kontinyu.

Tahun 2006 adalah tahunnya FRIENDSTER!
Di era tersebut situs pertemanan ini begitu populer.
Salah satu alasan yang membuat orang ingin memasang internet di rumah mereka selain untuk mengakses data guna keperluan sekolah atau pekerjaan, ya bermain Friendster ini.
Secara tidak langsung, di era tersebut situs pertemanan Friendster telah menandai kawula muda pada masa itu mengekspresikan jiwa muda mereka.
Tercatat apa yang sedang digandrungi, alias what's on happening antara lain tumbuhnya komunitas ala Avril Lavigne, My Chemical Romance, juga Rihanna yang begitu populer kala itu.
Anak muda tampak begitu bangganya jika sudah memasang pose ala figur idola mereka, lengkap dengan glitters yang emo, juga gothic!

Seiring perjalanan waktu, Friendster pun meredup tergerus zaman.
Lalu histeria massa muncul kembali, kala situs pertemanan besutan Mark Elliot Zuckerberg: FACEBOOK, mencuat di permukaan.
Dan tercatat di Indonesia situs pertemanan ini populer di tahun 2008.
Kala itu para selebritis Indonesia lah yang menggandrungi dan memperkenalkan Facebook ini.
Tak pelak lagi, perangkat komunikasi sebut saja Blackberry menjadi trend di mana-mana.
Lalu Facebook menjadi semacam euforia massa, sebuah penanda bahwa era internet yang sesungguhnya telah dimulai.
Dan provider, juga vendor selular sadar akan peluang ini lalu menjalin kesepakatan juga kerja sama akan layanan yang saling menguntungkan hingga kini.

Facebook bisa jadi senjata ampuh buat terhubung kepada handai taulan, sanak saudara, teman juga pasangan.
Akan tetapi, saat orang butuh media yang cepat juga berlangsung secara kontinyu saat itu juga, muncullah TWITTER.
Media sosial ini sedemikian populernya di tahun 2009!
Indonesia yang carut marut karena insiden bom di mana-mana kala itu, membuat sebuah pemikiran oleh sejumlah figur publik guna mempersatukan kembali apa yang dinamakan: cinta tanah air!
Lalu hashtag #indonesianunite menjadi titik awal, bahwa jika kita mau dan bersatu, sebuah gerakan penghimpunan massa guna penyampaian pesan positif bisa kita lakukan.
Itulah kekuatan Twitter, alias Twitter Power!

Dan membahas fenomena media sosial di internet tidak akan habis-habisnya.
Sebab kita tahu, tipikal pengguna internet alias netters itu selalu ingin mencoba sesuatu yang baru.
Saya, anda, dan kita semua, khususnya warga Palembang juga Sumatera Selatan ini, secara tidak langsung telah masuk menjadi warga internet alias netizen, dan kita sepakat memproklamirkan diri jika kita: TELAH MELEK INTERNET!

★★★



Berbicara mengenai melek internet, saya jadi teringat kepada Bapak Eddy Santana Putra.
Bapak Walikota ini beberapa tahun yang lalu pernah mencanangkan, juga mengupayakan agar segenap lapisan masyarakat Palembang bisa mengakses internet, alias melek internet!

It works!
Kini kita bisa mengakses internet dengan mudah dan efisien.
Sejumlah tempat strategis pun difasilitasi akses hotspot gratis semisal: KAMBANG IWAK PARK, BANDARA SMB, TAMAN KOTA AMPERA, PLAZA BKB, dsb adalah upaya serius pihak pemerintah guna mencerdaskan warganya.

Dewasa ini traffic pengguna internet di Palembang, juga Sumatera Selatan meningkat tajam.
Para pelajar, mahasiswa, juga guru kini bisa meningkatkan mutu pembelajaran mereka dengan leluasa.

Juga para pegawai negeri, khususnya PNS di Palembang bisa mengakses situs Pemprov/http://www.sumselprov.go.id dengan leluasa.
Dan menurut hemat saya, para pengelola atau admin bisa mengupdate berita dengan teratur, sehingga para pegawai negeri diharapkan bisa terus mendapatkan update informasi terkini di lembaga tempat mereka bekerja.
Terimakasih yang tak terhingga buat Bapak Gubernur kita, Bapak Alex Noerdin yang pada hari ini telah meresmikan peluncuran SUMSEL WIFI AREA!

Dan dalam acara yang sekarang masih berlangsung ini, saya sebagai pengguna aktif internet, merasa sangat dihargai.
Di area Griya Agung ini, saya juga berserta ratusan peserta lainnya datang dengan antusias yang tinggi.
Terimakasih juga kepada pihak Relawantik/http://www.relawantik-sumsel.org
yang telah banyak membantu kami memberikan informasi program ini.


★★★

Baru-baru ini saya telah membaca sebuah artikel di internet, bahwa:

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Sumsel Ir H Sarimuda MT mengatakan akan melaunching program cyber city (konsep kota modern berbasis teknologi informasi) di Palembang akhir Mei mendatang.

Itu artinya masyarakat akan mendapatkan kemudahan dalam mengakses berbagai kebutuhan informasi melalui internet tanpa batas.

Sarimuda mengatakan, cyber city merupakan salah satu konsep kota modern berbasis teknologi informasi yang kini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia.

Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat.

Sebagai bagian dari masyarakat dunia modern, kata Sarimuda, sudah saatnya Palembang menerapkan konsep cyber city untuk memenuhi kebutuhan warga dalam mengakses internet secara lebih luas dan tidak lagi terbatas pada kalangan tertentu saja.

(Sriwijaya Post/Senin, 14 Mei 2012http://palembang.tribunnews.com/2012/05/14/juni-palembang-jadi-cyber-city)

Dan menurut saya, langkah Pak Sarimuda, juga Bapak Gubernur kita, Pak Alex Noerdin ini sangatlah serius demi kemajuan teknologi informasi.
Saya merangkum beberapa poin yang beliau gulirkan untuk program cyber city seperti yang tertulis di artikel tersebut:

1. Bekerjasama dengan beberapa provider, dengan begitu masyarakat bebas mengakses internet kapan saja dan di mana saja.


2. Memasang hot spot Wi-Fi(Wireless Fidelity) di sejumlah tempat terbuka seperti taman-taman kota, tempat-tempat olahraga, lokasi bandara, pelabuhan, terminal bis, pusat-pusat perbelanjaan modern dan tempat-tempat wisata lainnya akan semakin memudahkan masyarakat untuk beraktivitas secara lebih leluasa dalam satu waktu yang bersamaan.
Dengan demikian, di mana pun berada baik di mal atau di taman diharapkan bisa mengakses internet dengan leluasa.
Masyarakat pun akan terbantu dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, juga semakin pandai menggunakan internet dalam jumlah yang besar.


3. Sebuah harapan akan hidup dinamis!
Ini bermakna bahwa segenap warga Palembang, juga Sumatera Selatan, tetap selalu leluasa beraktivitas tanpa mengesampingkan pekerjaan di kantor, juga aktivitas perkuliahan.
Misalnya: berwisata sambil berkirim email, menyantap makanan sambil mengerjakan tugas sekolah, kuliah atau kantor, duduk di kendaraan sambil chating dengan kolega dan sebagainya.


★★★

Lalu, bisakah program anyar ini terlaksana?
Kita haruslah tetap optimis, bahwa apapun program demi kemajuan bersama pantas untuk didukung.
Pemakaian istilah cyber city pun tidaklah mengada-ada.
Mengingat beberapa torehan prestasi atas nama provinsi tercinta ini, semisal suksesi pelaksanaan PON XVI tahun 2004 lalu, tuan rumah Piala Asia AFC 2007, lalu suksesi kemenangan klub pesepakbolaan SRIWIJAYA FC yang gaungnya menyebar seantero nusantara, sukses menjadi tuan rumah ajang kelas dunia semisal KEJUARAAN VOLI PRIA ASIA-PASIFIK/MEN'S CLUB ASIAN VOLLEYBALL CHAMPIONSHIP 2011 di GOR PSCC Palembang, juga gempita keberhasilan provinsi ini atas SEA GAMES ke-26/11-22 November 2011 menjadi pertanda, bahwa Palembang juga Sumatera Selatan telah siap akan sebuah konsep kota modern berbasis teknologi informasi.

Saya masih ingat, kala menonton final Men's Club Asian Volleyball Championship Juli tahun lalu di GOR PSCC, salah satu atlet asal Jepang begitu antusias mengambil gambar juga video kala rekan-rekannya mendapat medali khusus, lalu menggunggahnya di beberapa portal internet.
Bisa dibayangkan jika saat itu akses internet di Palembang ini tidak maksimal, betapa malunya kota ini jika mereka yang berlatar belakang warga negara maju menjadi tidak nyaman atas akses internet yang buruk di negara yang mereka kunjungi?

Dan menurut saya, hal-hal semacam ini meski kasat mata haruslah diupayakan peningkatan.
Secara logika, seorang wisatawan adalah penyambung lidah yang baik.
Jika mereka terkesan juga puas akan layanan, lalu kemudahan akses informasi suatu tempat, mereka secara tidak langsung turut mempromosikan kepariwisataan.
Hal ini berimbas baik pada sektor pariwisata negara ini.

Saran saya, kepada pihak yang berwenang dalam urusan teknologi informasi ini, dalam hal ini Dishubkominfo Provinsi Sumsel/http://www.dishubkominfo.sumselprov.go.id, untuk membuat dan memasang semacam papan pengumuman atau juga banner, lebih bagus lagi jika berbentuk display digital, yang isinya berupa informasi bahwa tempat ini telah dilengkapi free hotspot, berikut petunjuk pengoperasian, dan tentu saja dalam bahasa Inggris, yang tujuannya jelas memikat wisatawan yang berkunjung.
Sedikit repot tapi profesional, kita pikirkan dampaknya untuk beberapa tahun ke depan.

Dan jika nanti program ini sukses terselenggara, hal ini akan berdampak meningkatnya kepercayaan publik kepada pemerintah, yang telah berupaya keras demi kecerdasan bangsa.
Dan rasa cinta akan provinsi ini semakin besar.
Dan jangan heran jika suatu saat nanti ada seorang turis lokal mempromosikan suksesnya program ini:
"WAH PAK, KAMU MUSTI COBA PEMPEK PALEMBANG, SEKARANG RASANYA DIGITAL SEKALI!"
(Soalnya si bapak yang promosi tadi pernah makan di sebuah restoran khusus pempek sambil browsing via hotspot restoran yang koneksinya kencang sekali)

Saya pribadi, mendukung sekali pencitraan Palembang sebagai cyber city!
Dan tulisan ini terlahir sebagai refleksi akan histeria saya berinternet di Palembang ini.
Selamanya tetap cinta tanah kelahiran saya...Palembang, Sumatera Selatan!

-Palembang, 1 Juni 2012 /AHMAD ISA

Terimakasih kepada instansi pemerintah berikut ini, juga pihak-pihak yang membantu kesuksesan penulisan antara lain:
http://www.sumselprov.go.id
http://www.dishubkominfo.sumselprov.go.id
http://www.relawantik-sumsel.org

(Inzet foto: ZOOM OUT WITH MY NETBOOK, karya: Ahmad Isa, MMXII)

*glossary/daftar kata-kata sukar:
real time: berlangsung saat itu juga/ langsung

telegram: media penyampaian kabar berupa secarik kertas berisi pesan yang dikirim menggunakan jaringan telepon

media sosial: situs pertemanan yang dibangun di internet semisal Morange, Friendster, Facebook, Twitter dan lain-lain

provider: penyedia layanan telekomunikasi semisal Telkomsel, IM3, Smartfren, dan sebagainya

vendor: produsen perangkat selular

glitters: istilah buat desain gambar, dengan sentuhan efek berformat gif

emo: dandanan, atau style bergaya anak band

gothic: dandanan, atau gaya dengan nuansia magis

hashtag: semacam penyampaian informasi yang dimaksudkan untuk mempermudah pencarian dalam media sosial Twitter